Pembelajaran merupakan sebuah proses
komunikasi, maka guru yang bertindak sebagai komunikator mesti pintar memlih
wahana penyalur pesan agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik. Wahana penyalur pesan itulah yang kemudian dikenal dengan
sebutan media pembelajaran.
A.
Prinsip
dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan media pembelajaran
menurut Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran
menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:
a. Tujuan
pembelajaran.
b. Bahan
pelajaran.
c. Metode
pengajaran.
d. Tersedia
alat yang dibutuhkan.
e. Pribadi
pengajar.
f. Minat
dan kemampuan siswa.
g. Situasi
pengajaran yang sedang berlangsung.
Sementara itu, Mulyani Sumantri,
menggaris bawahi tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran
yang layak, yakni sebagai berikut:
a. Media
harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan ajar yang akan
disampaikan.
b. Media
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Media
harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari pengadaannya maupun
penggunaannya.
d. Media
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan
situasi yang tepat.Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari
komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai
kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda
mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan
gambar video (Suyanto, 2003: 5)
B.
Komponen
Multimedia Pembelajaran
Hofstetter sebagaimana dikutip oleh
Suyanto menyatakan bahwa terdapat empat komponen penting dalam multimedia.
Empat komponen tersebut adalah:
a. komputer,
yang berfungsi untuk mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, serta
berinteraksi dengan user.
b. link,
yang menghubungkan user dengan informasi yang ada dalam program multimedia.
c. alat
navigasi, yang berguna untuk memandu user dalam menjelajah informsi.
d. ruang
untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan gagasan user.
Empat komponen multimedia yang
disebutkan oleh Hofstetter di atas merupakan bentuk dari adanya interaktivitas
dalam multimedia. Interaktivitas merupakan pusat perhatian utama dalam desain
seting media pembelajaran seperti computer assisted instruction (CAI), computer
assisted learning (CAL), dan online learning environments (Hsinyi Peng: 2008).
Perangkat multimedia yang berbasis
komputer dibedakan menjadi perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras
multimedia terdiri dari empat unsur utama yaitu: input unit, central processing
unit, memory, dan output unit. Unit input adalah bagian penerima dan
memasukkan data maupun instruksi. Central Processing Unit (CPU) berperan
melaksanakan dan mengatur instruksi, termasuk menghitung dan membandingkan.
Memory atau storage merupakan bagian yang berfungsi untuk menyimpan informasi.
Sedangkan unit output berfungsi sebagai penyaji informasi.
C.
Prinsip
Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan
dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif
peserta didik, dan umpan balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22). Prinsip kesiapan dan
motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima
informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar
mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat,
kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk
melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari
dalam diri maupun dari luar diri peserta didik (Abdul Gafur, 2007: 20).
Penggunaan alat pemusat perhatian
dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik
untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta
didik dalam memahami isi pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih
baik. Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara
maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap informasi
atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan
bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus diperhatikan dalam
mengembangkan media pembelajaran.
Proses belajar mengajar akan lebih
berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik.
Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
dan penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran yang
digunakan hendaknya mampu menimbulkan keterlibatan peserta didik secara aktif
(interaktif) dalam proses belajar. Umpan balik yang diberikan oleh pengajar
secara tepat dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk selalu
meningkatkan prestasinya. Untuk itu, pengajar harus memberikan respon umpan
balik secara berkala terhadap kemajuan belajar peserta didik (Abdul Gafur,
2007: 20).
D.
Prinsip-Prinsip
Multimedia untuk Pembelajaran
Pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh Richard E. Mayer (2001) menunjukan bahwa anak didik kita memiliki potensi
belajar yang berbeda-beda. Kini dunia pendidikan makin maju, dapatkah modalitas
belajar siswa yang berbeda-beda ini dibawa dalam sebuah teknologi Multimedia?
Menurut Mayer ada 12 prinsip desain multimedia pembelajaran yang dapat
diterapkan di Pembelajaran.
·
Prinsip Merancang Multimedia
Pembelajaran, yaitu :
a. Prinsip
Multimedia
Orang belajar lebih baik dari gambar dan kata dari pada sekedar kata-kata saja.
Karena dinamakan multimedia berarti wajib mampu mengkombinasikan berbagai media
(teks, gambar, grafik, audio/narasi, video, animasi, simulasi, dll) menjadi
satu kesatuan yang harmonis. Sebab kalau tidak namanya bukan multimedia tapi
single-media.
b. Prinsip
Kesinambungan Spasial
Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disandingkan berdekatan
dibandingkan apabila disandingkan berjauhan atau terpisah. Oleh karena itu,
ketika ada gambar (or sodarenye nyang laen seperti video, animasi, dll) yang
dilengkapi dengan teks, maka teks tersebut harus merupakan jadi satu kesatuan
dari gambar tersebut, jangan menjadi sesuatu yang terpisah.
c. Prinsip
Kesinambungan Waktu
Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disajikan secara
simultan dibandingkan apabila disajikan bergantian atau setelahnya. Nah, ketika
Anda ingin memunculkan suatu gambar dan atau animasi atau yang lain beserta
teks, misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan alias simultan. Jangan
satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau tidak terkait satu sama
lain. Begitu kata Mayer.
d. Prinsip
Koherensi
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara, video, animasi yang
tidak perlu dan tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini yang sering terjadi.
Banyak sekali pengembang media mencantumkan sesuatu yang tidak perlu. Mungkin
maksudnya untuk mempercantik tampilan, memperindah suasana atau menarik
perhatian mata. Tapi, menurut Mayer, hal ini sebaiknya dihindari. Cantumkan
saja apa yang perlu dan relevan dengan apa yang disajikan. Jangan macam-macam.
e. Prinsip Modalitas Belajar
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari
animasi plus teks pada layar. Jadi, lebih baik animasi atau video plus narasi
daripada sudah ada narasi ditambah pula dengan teks yang panjang. Hal ini,
sangat mengganggu.
f. Prinsip
Redudansi
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari
animasi, narasi plus teks pada layar (redundan).
Sama dengan prinsip di atas. Jangan redudansi, kalau sudah diwakili oleh narasi
dan gambar/animasi, janganlah tumpang tindih pula dengan teks yang panjang.
g. Prinsip
Personalisasi
Orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif
(conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Lebih baik
menggunakan kata-kata lugas dan enak daripada bahasa teoritis, oleh
karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan sedikit ber-style.
h. Prinsip Interaktivitas
Orang belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang
dipelajarinya (manipulatif: simulasi, game,
branching). Sebenarnya,
orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam
kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu,
multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan
penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif
(dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi,
branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif,
dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi.
i.
Prinsip Sinyal (cue, highlight, ..)
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight,
penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan
warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat
perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi penggunaan media yang
relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata keterangan yag memperkenalkan
sesuatu.
j.
Prinsip Perbedaan
Individu
9 prinsip tersebut berpengaruh kuat
bagi mereka yang memiliki modalitas visual tinggi, kurang berpengaruh bagi yang
sebaliknya. Kombinasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat bagi mereka
yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang berpengaruh bagi yang
sebaliknya. Kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi mereka
yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang berpengaruh bagi yang
sebaliknya.
k. Prinsip
Praktek
Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar,kerja praktek dalam memecahkan
masalah dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang materi yang sedang dipelajari.
l.
Pengandaian
Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih
baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar.